Postingan

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Perjalanan

Mengais sisa-sisa kesadaran yang tengah diambil seekor tikus di sudut ruangan yang bahagia dan berdecit kekenyangan. Aku merasakan badanku telah terkapar di pelukanmu menghangatkan dingin yang menjalar di sekujur pori menjelang mimpi-mimpi yang tak ingin ku akhiri. Maka ku bisikan pelukan semu itu untuk membangunkanku apabila kenyataan sudah tak begitu jauh dari hangat yang dirasa tubuhku dari wangimu yang meninggalkan jejak di hidungku.

Perempuan dengan Amarah di Dadanya

Aku mencintai wangimu yang menyambut hidungku kala kau membuka pintu mobil bertindak paling nyaring mencuri perhatianku sedang kau rebahkan tubuhmu di jok mobil murah itu. Aku mencintai matamu yang tak sempurna itu rabun jauh yang membuatku ogah menjauh yang menurunkan hujan di pipimu yang melihat dunia dan meluaskan pandanganmu Aku mencintai amarahmu serapahmu yang menusuk telinga itu dan keluhmu yang menggemingkan bisu Aku mencintaimu setulus kau memelihara lukamu menumbuhkan dendammu seiring membersihkan duri di jantungmu dan mensucikan cium di bibirmu.

Perempuan dengan Niagara di Matanya

ribuan kilometer ku arungi menyaksikan Marigold mekar di ladang dan mewangi menyerap badai petir yang menghujani keteguhan yang kian lapuk atas kenyataan sementara kakiku kian akrab dengan bebatuan barangkali bencana akan segera mencapai tujuan. sedang kau fokus menumbuhkan Niagara-Niagara kecil di matamu mengeluhkan luka yang lama menjajah bahagiamu sebab tubuhmu barangkali mimbar mewah di istana negara namun, hatimu selaras putih layaknya sabda nabi. kau serapah kenyataan terjajah di era demokrasi ketika kemerdekaan telah lama dijamin konstitusi kau dengungkan minor-minor miring kala tuts bersentuh dengan kulitmu kau cat lukisanmu dengan darah segar dari batinmu merayakan kesedihan-kesedihan atas kebahagiaan yang telah berlalu. Niagara-niagara yang tumbuh menutup pandanganmu menyumbat liang telinga dan gendangnya yang lama tak bertalu kau puasa senyuman overdosis dendam dan kesedihan. maka di antara khidmat kesedihanmu izinkan deras darah perjalananku menyumbat deras sepasang air ter...

From Menteng to You

I'm 15 minutes away from you even there's rain that make my clothes soak even when the traffic makes me wanna puke or my lack of direction led me astray on the way. In 15 minutes I can finish my shower I can listened to 3 until 5 songs I can finish a chapter of the book that we last bought together. In 15 minutes I know how close your presence yet I know how far to reach it.

Jangan Menemuiku Lagi

Malam sudah hampir selesai sementara pagi masih belum mengetuk jendela. Setelah habis ku teguk kemungkinan-kemungkinan itu aku mau berikrar sambil sesekali bergitar  Aku masih diterpa kebingungan membuat badanku kelelahan ada dering yang mulai ku tunggu ada sering yang mulai ku butuh ada kabar yang mulai ku nanti ada rasa yang tumbuh dalam sembunyi Maka ku gunakan keheninganku  ku rangkai untuk mengelabui deteksimu. Kelak bila suaraku menyentuh telingamu tak perlu kau tugaskan mata mencari hadirku tak perlu kau perintahkan kulit menyentuh ragaku Namun kelak bila kau hilang bila air mata telah menggenang kau tahu siapa yang akan menemukan kau tahu siapa yang akan menenangkan.

Jangan Mencintainya Lagi

Di antara bajingan-bajingan pecundang-pecundang penjahat kelamin dan organisme-organisme lain yang gagal membuatmu bahagia tak ada ruginya memberiku kesempatan untuk merekahkannya.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya