Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Sebuah cerita

Hujan masih bernyanyi di luar Turun dengan liar Membasahi dedaunan Memantik rindu di ingatan. Lalu kulihat kopiku habis Ampasnya terkikis Meninggalkan jejak di pelampiran gelas Seraya senyummu kian membekas. Di luar senja masih menjingga Namun kelabu menutup angkasa Lalu rembulan muncul Namun kabarmu tak lagi timbul.

Kita dan hujan

Jatuh Tetes demi tetes ia merapuh mengembun di jendela kita berteduh Kau peluk aku erat Indah matamu jelas kulihat Aku kau tikam jatuh ke hatimu Tak ragu" Tak terucap kata Yg kurasa hanya cinta.

Dan, jika suatu saat

Dan, jika suatu saat Waktu terasa semakin cepat Ingatlah tempat kita berjabat Raih rindumu di segala tempat Lalu kau ungkap saja itu Jangan biarkan ia mengkristal jadi pilu Peluk saja sudah Tak perlu lagi kau resah Keluarkan semua Habiskan sejadi"nya Krn yg tersisa hanya rasa Tak ada lagi sentuhan raga.

Menyala

Lilin itu masih menyala Bersama rinduku padamu yg tiada habisnya Menerangi ruang bersama pilu yg terbakar aksara Sialnya, kau masih jadi alasannya Dan kembali lgi dingin merasuki celah luka.. Krn pergimu selalu membawa sesal bersamanya Dan jadilah aku mati tanpa makna Habis nadi dan peparuku dimakan lara Lilin itu masih menyala Lampu tetiba beri sinyal kehidupan Kau pun meniup apinya Aku kembali ke ufuk penyesalan.

Histeria

Aku terbawa histeria yg menerbangkanku ke angkasa Hatiku berteriak tanda jatuh cinta Bahagia dan ekstrimnya begitu terasa Detak dan cinta jdi satu irama Dan aku mengalir terbawa suasana Bahagia aku mengikuti arusnya Menemukanmu di tiap hulunya Yg akhirnya di hatiku berkuasa Rinduku terungkap lewat gerimis di taman Terjatuh dengan suara yg indah Menyentuh bunga" yg mekar Mewangi menyentuh hidungmu, mendarat di pelampiran hatimu.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya