Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Titik

Akan ada saatnya nanti Aku didatangi Seraya berhentinya waktu dalam arloji Jiwa akan perlahan pergi Aku akan lihat Sebuah jasad Yg nantinya akan diangkat Menuju tempat istirahat Aku akan dengar Upacara adat dilakukan Doa" dipanjatkan Aku akan rasakan Air mata berjatuhan Seraya foto" jadi media kenangan Lalu mata terpejam perlahan Berharap menemukan kehidupan Di alam kematian.

Frasa

Aku adalah kata yg mencari makna Kau adalah kata penjelas segala rasa Kita bergabung Saling melengkapi Tanpa kalimat kita tau apa kita Kita tak perlu predikat Kita sudah terlalu merekat Kita tak sempurna Namun kita satu Menggebu rindu dalam pena Menjadi satu kesatuan akan rasa.

Kasih

Kasih telah menuntunku Menuntunku untuk terus menjagamu Menuntunku untuk tak berhenti merindumu Menuntunku untuk tak berhenti mendoakanmu Kasih telah buatku berjanji Aku akan ikut bahagia Bila nanti kau bahagia Walaupun itu bukan karena ku lagi Kasih telah memberikan pesan untukku Agar terus memelukmu kala air matamu jatuh Terus menggenggam tanganmu hingga langkahmu merapuh Terus disampingmu hingga matamu layu Terus membuatmu tertawa, Walau kau bukan milikku.

Pleonasme

Bagai hujan yg tau kemana arah ny jatuh Bagai senja yg tau jingganya telah merapuh Bagai darah yg tau ada putih dalam merahnya Bagai langit yg tau birunya menjelma angkasa Kita berhadap sama" tau akan rasa Sama" tau akan cinta Sama" tau akan suka Kedipan mata menjelaskan segalanya Memberi makna Tanpa kata Tatapan menjelma jadi sentuhan rasa Sayang, Apa yg kita tunggu? Haruskah kita diam Dikala kita sama" tau ada rasa yg bersemayam?

Kapan?

Kapan? Kapan aku menemukan tatap itu lagi? Tatap yg membuatku menutup muka dengan jemari Tatap yang kini membekas di hati Kapan? Kapan aku kembali menemukan teduh senyum seperti milikmu itu? Yang senantiasa mekar jadi tawa kala aku merayu Yang senantiasa menghapus kesal dan air mataku Kapan? Kapan kau kembali? Sajak ini telah penuh tentangmu Seraya aku kembali merindumu

Hujan & Kenang

Hujan kembali membawaku ke paragraf yg bersemayam dalam indahmu Menusuk di tiap titiknya, Memantik ingatan di setiap komanya Lalu aku kembali bersama pensilku Mencoba menulis lebih dalam Mengingat lebih tajam Mencari namamu lagi di puing" rindu Lalu tak sengaja luka lama terbuka dan mengembun jadi pilu Lalu embun itu akan menempel di jendelamu saat kau bangun dari mimpi"mu Dan sirna bersama pagi yg menjemputku dan tawa bahagiamu dengan kekasih barumu

Cintaku

Malam mendayu Aku tenggelam dalam rayu Purnama melambang rindu Aku terjebak dalam senyummu Kau adalah senyawa Yg aku hirup walau menyisakan duka Kau adalah belati Yg selalu kuhunuskan walau aku akan mati Kau adalah ratu Yg karena perintahmu aku rela jadi dungu Kau adalah asa Walau ku tau kau tak punya rasa.

Sebelah tangan

Rindu Lara Tawa Bahagia Aku terjebak dalam lingkup asmaramu Tersesat aku di rupamu Kau lancang masuk dalam hatiku Lalu aku tak berdaya dihancurkan indahmu Aku terjebak diantara rentetan senyum Terjerat dalam rangkaian tawa Terkurung dalam belenggu rasa Lalu aku terbang bersama harap Bangun dari lelap Dan terjatuh Sementara kau masih terbang bersama senyummu Dengannya.

Masih

Aku masih disini Tertunduk lesu Berteman rindu yg takkan sampai padamu Bersama pilu yg menggenang di mataku Aku masih disini Bersama rasa yg tak pernah kau tau Lantas pantaskah aku? Berdiri disampingmu Menadah air matamu Memantik tawa bahagiamu Dan aku masih disini Menunggumu.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya