Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Tentangmu

Aku masih berbaring dalam kata Kata yang tiap titik komanya ceritakan kita Aku ingin bangkit dari tidurku diatas ranjang yang bernama kenangan ini Yang memperlakukanku bagai orang mati Aku tak tahan melihat langit" rindu itu tertawa Ketika melihatku sedang melara Ragaku siap untuk melihat dunia Namun jiwaku masih tenggelam dalam kisah kita Ia menolak untuk bangkit dari tidur panjang itu Aku ingin menulis namun tinta yg kutorehkan menuliskan nama yang sama Aku ingin berdoa namun Tuhan hanya mendengar satu nama Aku ingin berlari namun langkahku kembali kepada tempat yang sama Karena kamu sudah kuanggap rumah Rumah yang melindungi Menaungi Mencintai Saat sang rumah mulai roboh sang penghuni seharusnya lari Namun aku masih disini Mempertahankan diri bertamengkan cinta rendah dalam hati Karena padamu aku hidup Dan tanpamu aku redup Tiap hembusan nafas Tiap air mata yang berarti nahas Masih menyertakan namamu yg khas Aku akan terus seperti ini Bahkan bila...

Kebiasaan hujan

Hujan datang lagi Derasnya selalu memanggil" dengan lirih Disambut dgn batin yg merintih Dilengkapi oleh rasa" yg telah mati Gemuruh menghiasinya Dibalas dengan meletup ny lara di mata Juga luka yg semakin melebar di dalam dada Petir dan kilat bersautan Bersama hadirmu yg mengisi ingatan Membanjiri hati dengan rindu Lalu aku sadar hadirmu semu.

Kerinduan

Perlahan tapi pasti Walau resikonya rasaku duluan yg mati Aku akan menemukanmu di keramaian itu Dan aku akan utarakan rinduku Aku takkan utarakannya dengan kata Tidak juga dengan cerita Aku hanya akan berlari Memelukmu Lalu jika kau nanti menangis terharu Aku hanya akan diam Menunggumu berkata bahwa kau tau Aku juga merindumu.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya