Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Kabar

Ada detak yang terganti sesak Ada debar yang terganti sabar Kabarmu yang ku tunggu Sukses menikam dalam hatiku Kau berkekasih Hatiku tertatih Kabar itu sukses menusuk telingaku Melenyapkan genggamanmu di tanganku Menghapus aroma parfummu di hidungku Mengusir hadirmu di rangkulanku Kini aku tahu Aku hanya rentetan kesedihan di balik tiap tawamu Lupa paling di inginkan oleh benakmu Pergi paling di ikhlaskan oleh hatimu Jejakku berhenti kau rangkum Matamu beralih ke lain senyum Maka dari itu izinkan aku mundur Membawa hati yang telah hancur.

Bohong

Aku senang sekali Kau akhirnya mengumumkan pada dunia Bahwa hatimu kini sudah ditinggali Aku bahagia sekali Kau tersenyum dengannya Pertanda kau menemukan pengganti Sungguh aku ikut senang Kini kau ada yang sayang Karena denganku dulu Kau hanya memeluk bayang Sungguh Ini kutunjukkan senyum lengkap dengan gigi Kini jagalah hati Jangan biarkan lagi hujan tumbuh di pipi Karena aku sangat senang sekali Hadirku yang sudah lama kau benci Terganti.

Hujan

Langkahku hilang Ditelan pasang Bersama sayang Melayang-layang Rasaku sirna Dibakar senja Bersama lara Membawa nelangsa Namun kamu Tetap sama Seperti biasa Luar biasa Kamu adalah bumi Kamu tetap asri Aku hujan Rintikku berakhir Di selokan Hadirku tak berpengaruh Untukmu Karena Kala aku pergi Kau telah Menemukan pelangi.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya