Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Kapan Saja

Kamu tahu? Aku bisa menyakitimu kapan saja Entah oleh perbuatanku Oleh kesalahpahamanmu Atau perbedaan kita Aku tahu itu Aku takut itu Karena menyakitimu akan selalu menyakitkan Dan kecewamu akan sulit dilupakan Di saat itu, Aku takkan bisa dimaafkan Olehmu Atau bahkan olehku. Tapi aku berjanji Aku bisa mebahagiakanmu Setidaknya sebelum itu terjadi Maka bantu aku Agar itu masih lama terjadi Atau takkan pernah terjadi. Semoga aku bisa menemanimu sampai akhir hayat, Tidak meninggalkanmu dengan hati yang tersayat Semoga aku bisa menua bersamamu, Tidak membuatmu menangis diujung waktu. Semoga Aku Tak menyakitimu. Karena tak masalah Jika aku yang berdarah-darah Tapi kamu, Darahku itu untukmu.

Sajak Lelaki

Tidak bisakah wanita sewajarnya? Jika cinta berkata Jika ingin meminta Jika rindu memulai Tidak bisa? Tidak mau? Cukup. Kami lelah Kami bodoh Kami lelah menjadi bodoh. Lakukan Apa yang ada di permukaan Kami tak punya buku panduan Atau kekuatan baca pikiran. Maaf Itu saja Pada akhirnya Kami yang salah.

Amarah

Apa? Apa lagi? Belum puas juga? Kau diam seribu bahasa Aku murka Merah di muka Kau hancur kuserang tanya Habis Mulutmu tak tahu berkata Kau pasrah Matamu memuntahkan air mata Langkahmu menjauh di ujung senja Waktu bertindak Tak tahan Ia kirim balik murkaku Tepat di mukaku Ia tahu, Aku tak tak pantas untukmu Lalu aku, Menyesal Kehilanganmu Tubuhmu Pelukmu Cintamu.

Obsesif Kompulsif

Malam semakin larut Dalam sepi yang mencair di terang bulan Aku mencarimu Mencari kabarmu Sebangkai obrolan manis Telah tewas dengan tragis Kau hilang dari detakkan waktu Tawa hangatmu membeku Datang kembali lalu pergi Semudah itu kau mainkan hati Kau beri padaku rasanya mati berkali-kali Tanpa sekalipun aku mengerti Maka aku lepas kau Tapi jangan salahkan aku jika aku tak seikhlas dulu Aku menolak itu Tapi kau pergi saja Aku takkan menahanmu Maka kuharap kau lupa cara mencinta selain padaku Aku takkan berhenti membayangimu Bila memang itu tak terjadi Dan kau menjalin cinta lagi Tak apa Aku harap kau berpisah secepatnya Namun jika memang kau menemukan orang yang tepat untukmu Itu juga tak apa Aku akan menunggumu hingga reinkarnasi Mungkin di kehidupan selanjutnya Aku adalah pasanganmu dalam hidup dan mati.

Media dan Rasa

Jari-jariku mengusap-usap layar menyala Berharap rindu menemukan pemiliknya Di tiap jejak yang tertinggal Dalam sosial media Mataku mulai lelah Mencari dengan pasrah Kalimat-kalimatmu Yang kuharap untukku Untukmu mengabari wajib dilakukan Kabarmu wajib didengarkan Notifmu wajib ditunggu Hadirmu wajib dirindu Pesan akan memberi kesan Walau mata tak saling bertatapan Suara akan menghangatkan Walau raga tak menerima pelukan Namun realita beda dengan maya Tubuhmu tak sedekat chatmu Pelukmu tak sehangat suaramu Nyalimu tak sekuat sinyalmu. Jauh terasa dekat Dekat terasa jauh Canggung saat bertemu Rindu jika tak bertemu Entah salah siapa Mungkin perabaku yang kurang perasa? Atau hatiku yang kurang peka? Pada akhirnya timbul tanya Kala rindu sedang jadi-jadinya Namun logika sedang membajak rasa "Aku merindukanmu atau stickermu?"

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya