Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Pindah

Aku merangkaki jalan-jalan buta Mencari setitik cahaya Berharap kau di ujungnya Menyambutku dengan penuh bahagia Namun Sang Maha Dengan sangat seenaknya memberi kuasa Ia membelokanku Menuju tempat yang tak ku tahu Yang ku tahu, Itu semakin jauh darimu Aku ikuti saja Walau tak rela Namun yang kutemukan adalah bahagia Diantara ratapan, kerinduan, dan kehilangan Aku menikmati perjalanan tanpa arah Jalan-jalan buta yang membuatku sadar Aku tak apa-apa tanpamu.

Singkat, Padat, dan Kasar

Kampanyemu membutakan Kau bilang kau ingin memajukan Saat kau diberi amanat Kau ternyata hanya haus kekuasaan Tahi lah. 

Tamu

Hujan datang Dengan jujur Aku menyambutnya Dengan segelas kopi Ia datang Mewartakan kabar Bahwa aku Pulih Atas tangismu Atas dekapmu Atas rindumu Atas relaku.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya