Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

2018

Teruntuk 2018, Inilah akhir Dari 365 hari yang panjang Dari sebuah perjalanan Teruntuk 2018, Terima kasih Atas semua yang datang dan hilang Atas semua tangis dan rela Atas semua indah dan makna Terima kasih atas rasa Rasa menemukan kemudian kehilangan Rasa perjuangan kemudian kegagalan Rasa cinta kemudian terluka Teruntuk 2018, Maaf telah meyayangi junimu.

Untuk Apa Pagi Datang?

Untuk apa pagi datang? Jika hanya menyediakanku kehancuran Menyuguhiku dengan tangisan Hujan Untuk apa pagi datang? Hari ini aku ingin tak sadar Ingin tergelapar Tanpa kata terujar Untuk apa pagi datang? Jika tanpamu, aku akan selalu malam.

Menyayangimu

Meyayangimu itu penyiksaan Memaksaku untuk terus bergelut dengan perasaan Menyiksa di tiap detak yang dalam sekejap bisa menjadi sesak Bersiap jika saja posisiku terinjak-injak Menyayangimu itu perjuangan Aku harus bersaing dengan orang yang punya satu tujuan Bersikut-sikutan Berdempet-dempetan Menyayangimu itu menyedihkan Kuasaku hanya menaruh perasaan Rasamu kembali tidak menjadi jaminan Kau bisa tiba-tiba menyerah dengan keadaan Tapi, Mengapa menyayangimu itu menyenangkan? Karena, Aku tidak perlu selalu bahagia Aku tidak perlu selalu tertawa Aku tidak takut nestapa Aku hanya perlu kamu Hanya kamu Tak usah kau lakukan ini itu Rasakan saja perjuanganku.

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya