Sudah Enam Tahun

dahulu kepalaku begitu resisten atas ide bahwa ada suatu masa kita saling lupa tak pernah sedikitpun bertegur sapa atau bersikap seolah cinta yang gegap gempita itu tak pernah ada bahkan untuk melintas saja ide itu di kepala rasanya begitu menakutkan namun hari ini setidaknya menuju enam tahun ketika pada akhirnya kembang api dari cinta itu membakar hasrat kita untuk bersama, ketika pada saat itu semakin bertahan akan semakin sirna menjadi debu dan kian tak kasat mata, ketika pilihan untuk mencanangkan masa depan berganti menjadi melupa bersama-sama atau dilupakan sendirian, manifestasi ketakutan itu telah lama terjadi. sudah begitu jarang terlintas namamu mengusik ketenanganku bahkan telingaku kian lupa akan suaramu sehingga ketika mencoba untuk mengenangmu rasanya seperti menonton film bisu  tapi apakah kita benar-benar lupa? aku menemukan bahwa begitu menarik ketika manusia bisa melawan kodratnya untuk merasakan sesuatu begitu menyakitkan demi menjaga sucinya kesepakatan, batasa...

Perempuan dengan Niagara di Matanya

ribuan kilometer ku arungi

menyaksikan Marigold mekar di ladang dan mewangi

menyerap badai petir yang menghujani keteguhan yang kian lapuk atas kenyataan

sementara kakiku kian akrab dengan bebatuan

barangkali bencana akan segera mencapai tujuan.


sedang kau fokus menumbuhkan Niagara-Niagara kecil di matamu

mengeluhkan luka yang lama menjajah bahagiamu

sebab tubuhmu barangkali mimbar mewah di istana negara

namun, hatimu selaras putih layaknya sabda nabi.


kau serapah kenyataan terjajah di era demokrasi

ketika kemerdekaan telah lama dijamin konstitusi

kau dengungkan minor-minor miring kala tuts bersentuh dengan kulitmu

kau cat lukisanmu dengan darah segar dari batinmu

merayakan kesedihan-kesedihan atas kebahagiaan yang telah berlalu.


Niagara-niagara yang tumbuh menutup pandanganmu

menyumbat liang telinga dan gendangnya yang lama tak bertalu

kau puasa senyuman

overdosis dendam dan kesedihan.


maka di antara khidmat kesedihanmu

izinkan deras darah perjalananku

menyumbat deras sepasang air terjun berengsek yang meluber hingga ke pipimu itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenang

Sudah Enam Tahun

Perempuan dengan Amarah di Dadanya